PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM SOLVING
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut
Slavin (Njeporo, 2009), belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang
berasal dari pengalaman. Menurut Gagne (Njeporo, 2009), belajar merupakan
sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait
sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
Sedangkan
menurut Bell-Gredler (Njeporo, 2009) pengertian belajar adalah proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills,
and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills),
dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan
berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses
belajar sepanjang hayat.
Menurut
Whittaker (Ferdi, 2011) belajar
dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman. Menurut Hamalik (Asrori, 2011) belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh manusia
untuk meningkatkan suatu kemampuan tertentu berdasarkan dari berbagai
pengalaman yang telah didapatkan.
Menurut
Gagne, Briggs, dan Wagner (Njeporo, 2009) pengertian pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar pada siswa.
Dalam
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, tercantum bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu rangkaian interaksi antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar ketika dalam proses belajar.
B. Kompetensi Koneksi
Menurut
Suherman (2008) kemampuan koneksi dalam matematika adalah kemampuan untuk
mengaitkan konsep/aturan matematika yang satu dengan yang lainnya, dengan
bidang studi lain, atau dengan aplikasi pada kehidupan nyata. Indikator
kemampuan koneksi matematika adalah: mencari hubungan, memahami hubungan,
menerapkan matematik, representasi ekuivalen, membuat peta konsep, keterkaitan
berbagai algoritma dan operasi hitung, membuat alasan tiap langkah pengerjaan
matematik.
Koneksi
dengan kata lain dapat diartikan sebagai keterkaitan, dalam hal ini koneksi
matematika dapat diartikan sebagai keterkaitan antara konsep-konsep matematika
secara internal yaitu berhubungan dengan matematika itu sendiri ataupun
keterkaitan secara eksternal, yaitu matematika dengan bidang lain baik bidang
studi lain maupun dengan kehidupan sehari-hari.
Bruner
(Herdian, 2010) menyatakan dalam matematika setiap konsep berkaitan dengan
konsep yang lain. Begitu pula dengan yang lainnya, misalnya dalil dan dalil,
antara teori dan teori, antara topik dengan topik, ataupun antara cabang
matematika dengan cabang matematika lain. Oleh karena itu agar siswa lebih
berhasil dalam belajar matematika, maka harus banyak diberikan kesempatan untuk
melihat keterkaitan- keterkaitan itu.
Menurut
Sumarmo (2005 : 7), kemampuan koneksi matematis siswa dapat
dilihat dari indikator-indikator berikut: (1) mengenali representasi ekuivalen
dari konsep yang sama; (2) mengenali hubungan prosedur matematika suatu
representasi ke prosedur representasi yang ekuivalen; (3) menggunakan dan
menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan di luar matematika;
dan (4) menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
C. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Sudjana (Desrizal, 2012), model pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran. Menurut Trianto (Aridanu, 2012)
dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
Model
pembelajaran menurut Sari (2011) adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas
dapat dikatakan bahwa Model pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
D.
Problem
solving
Suherman (2008)
mendefinisikan masalah sebagai suatu persoalan yang tidak rutin dan belum
dikenal cara penyelesaiannya. Maka dari itu problem
solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian ( menemukan pola,
aturan, atau algoritma).
Metode
pemecahan masalah (problem solving)
menurut Kiranawati (2007) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran
dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi
atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah
investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Menurut Hamalik (Yasin, 2009) Problem solving adalah suatu proses
mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data
dan informasi
yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat .
Dari
berbagai penjelasan di atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa problem solving adalah suatu model
pembelajaran yang melatih siswa dalam menyelesaikau suatu permasalahan yang
tidak rutin dengan memanfaatkan pengetahuan sebelumnya secara tepat dan cermat.
E.
Langkah
– Langkah Problem Solving
Langkah-langkah
yang harus diperhatikan oleh guru di dalam penerapan model pembelajaran problem solving menurut Rasyidi (2010)
adalah sebagai berikut :
1. menyajikan
masalah dalam bentuk umum
2.
menyajikan kembali masalah dalam bentuk
operasional
3.
menentukan strategi penyelesaian
4.
menyelesaikan masalah
Sedangkan
menurut Hudojo dan Sutawijaya (Rasyidi,2010) menjelaskan bahwa langkah-langkah
yang diikuti dalam penyelesaian problem
solving yaitu sebagai berikut :
1.
pemahaman terhadap maslah
2.
perencanaan penyelesaian masalah
3.
melaksanakan perencanaan
4.
melihat kembali penyelesaian
F.
Bahan Ajar
Menurut Suryantoro (2011) Bahan ajar dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. selain
itu, beliau juga mendefinisikan bahan ajar juga dapat diartikan sebagai
seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak
tertulis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa
untuk belajar.
Menurut
Kusniati (2007) Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional
materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri
dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap
atau nilai.
Ciri-ciri bahan ajar Menurut Suryantoro
(2011)
a.
Menimbulkan minat baca
b. Ditulis dan
dirancang untuk siswa
c. Menjelaskan
tujuan instruksional
d. Disusun
berdasarkan pola belajar yang fleksibel
e. Struktur
berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.
f. Memberi
kesempatan pada siswa untuk berlatih
g. Mengakomodasi
kesulitan siswa
h. Memberikan
rangkuman
i.
Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
j.
Kepadatan berdasar kebutuhan siswa
k. Dikemas
untuk proses instruksional
l.
Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik
dari siswa
m. Menjelaskan
cara mempelajari bahan ajar.
Sehingga
dapat simpulkan bahwa bahan ajar adalah suatu
media untuk membantu guru dalam menyampaikan pelajaran sehingga dapat
mempermudah siswa dalam mempelajari suatu materi dengan optimal tanpa
mengabaikan standar kompetensi yang telah ditentukan.
G.
Hubungan
Bahan Ajar Model Problem solving Dengan Koneksi Siswa
Dalam
kajian yang telah dilakukan PPPPTK telah dijelaskan bahwa metode pemecahan
masalah (problem solving) adalah
penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta
didik dalam menghadapi berbagai masalah baik itu perorangan maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri dan atau bersama-sama.
Pembelajarannya adalah berorientasi investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Pembelajarannya adalah berorientasi investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Sedangkan
menurut Suherman (2008) kemampuan koneksi adalah kemampuan untuk
mengaitkan konsep atau aturan matematika
yang satu dengan yang lainnya.
Sehingga
jika dilihat dari definisi model pembelajaran problem solving dengan koneksi siswa, dapat dilihat bahwa ada
kesamaan tujuan dari kedua definisi di atas, yaitu bahwa untuk meningkatkan
kemampuan koneksi siswa di harapkan siswa dapat mengaitkan konsep matematika
yang satu dengan yang lainnya, dan dengan menggunakan bahan ajar berbasis problem solving diharapkan siswa dapat
meningkatkan kemampuan koneksinya karena dengan metode ini siswa dituntut untuk
menemukan serta menyelesaikan suatu masalah yang tidak biasa dengan cara
mengidentifikasi pola aturan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aprianti,
E (2011). Penelitian Uji instrumen
evaluasi materi geometri dan pengukuran di SMP Negeri 14 Bandung. Tidak
diterbitkan.
Aridanu
(2012). Model pembelajaran. [Online].
Tersedia : http://ihwanaridanu.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran.html
[21
mei 2012]
Asrori
ardiansyah, M (2011). Definisi strategi
pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/03/definisi-strategi-pembelajaran.html
[22
mei 2012]
Desrizal (2012). Pengertian metode pembelajan. [Online]. Tersedia : http://blog.codingwear.com/bacaan-82-Pengertian-Metode-Pembelajaran.html [21 mei 2012]
Ferdi (2011). Pengertian belajar dan pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.bloggermajalengka.com/sitemap.xml .[27 maret 2012]
Herdian
(2010). Kemampuan koneksi matematika
siswa. [Online]. Tersedia : http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-koneksi-matematis/.
[13 februari 2012]
Kiranawati (2007). Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving). [Online]. Tersedia : http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/16/metode-pemecahan-masalah-problem-solving/ [10 april 2012]
Kusniati
(2007). Pengertian bahan ajar(materi
pembelajaran). [Online]. Tersedia : http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/pengertian-bahan-ajar-materi-pembelajaran/[3
mei 2012]
Njeporo,cah
(2009). Pengertian belajar dan
pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://techonly13.wordpress.com/.
[27 maret 2012]
Nurokhmatillah,iah. (2010). Upaya meningkatkan pemahaman geometri pada siswa smp
dengan menggunakan model pembelajaran SAVI.skripsi
Permendiknas.
(2006). Standar isi. [Online].
Tersedia : http://www.kemdiknas.go.id/list_link/produk-hukum/peraturanmenteri/2006.
[15
maret 2011]
PPPPTK
(2012). Problem
Solving Matematika. [Online]. Tersedia : http://problemsolving.p4tkmatematika.org/
[3 mei 2012]
Rosyadi, M (2010). Model Pembelajaran Problem Solving. [Online]. Tersedia : http://matematikacerdas.wordpress.com/category/model-pembelajaran/ [27 mei 2012]
Sapta,
A(2009). Bahan ajar. [Online].
Tersedia : http://andysapta.blogspot.com/2009/01/pengembangan-bahan-ajar-2.html
[16
maret 2011]
Sari,j
(2011). model pembelajaran creative problem solving.
[Online]. Tersedia : http://wita-win-pie.blogspot.com/feeds/402013654205309034/comments/default [12 februari 2012]
Suherman,
E. (2003) .Evaluasi Pembelajaran
Matematika. Bandung : universitas pendidikan Indonesia
Suherman,
E .(2008). Handout belajar dan pembelajaran matematika. Bandung : universitas
pendidikan Indonesia.
Sumarmo,
U. (1994). Suatu
Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi matematika pada
Guru dan Siswa SMP. Laporan penelitian IKIP Bandung. Bandung:
Tidak diterbitkan.
Suryantoro,
D (20110. Langkah-langkah mengembangkan
bahan ajar. [Online]. Tersedia : http://suryantara.wordpress.com/2011/10/12/cara-merancang-rencana-pelaksanaan-pembelajaran/
[3 mei 2012]
Yasin,S
(2009). Pengertian problem solving.
[Online]. Tersedia : http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-problem-solving.html
[21
mei 2012]
___,___,_____,[Online].
Tersedia : http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d015_040467_chapter1.pdf
[30 mei 2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar