Minggu, 27 April 2014

Sepenggal Kisah di Wisma Hegar.




Delapan bulan aku menempati tempat yang dinamakan Wisma Hegar ini oleh pemiliknya. Banyak cerita yang tidak mudah di lupakan begitu saja. Malu, lucu, kesel, semua ada di sini. Tak terasa besok lusa aku akan meninggalkan tempat ini, berpindah menduduki tempat tinggal yang baru.
Kosan ini terdiri dari sembilan kamar dan dua kamar mandi. Kebetulan kamarku tempatnya berpisah sendiri dengan bangunan kosan yang lainnya jadi aku paling jauh jika aku akan ke kamar mandi. Mahasiswa yang ngekos di sini rata-rata laki-laki dan hanya ada tiga orang perempuan termasuk aku salah satunya. Karena sebelumnya kosanku yang dulu hanya di huni oleh perempuan, jadi aku merasa sedikit risih jika harus pergi ke kamar mandi, apalagi posisinya harus melewati kamar-kamar laki-laki. 
Masih ku ingat sore itu sehabis hujan. Jalanan yang menurun menjadi licin, tapi mau tak mau jika aku ke kamar mandi aku harus melewatinya. Saat itu aku berencana akan mencuci piring beserta peralatan makan lainnya. Asyik berjalan karena merasa sandal yang digunakan masih keset jadi tidak mungkin tergelincir. Terus menengok kiri kanan takutnya ada banyak laki-laki yang sedang berada di bawah, tanpa melihat jalan, dan tiba-tiba.....
aaaaaaahhhh....Braaakkk.....Gumbrang.....
aku terpeleset dan semua peralatan makanku jatuh tapi untungnya tidak pecah mungkin karena sandal yang di gunakan rada keset jadi jatuhnya perlahan-lahan. Tapi tetap saja bagian belakang tubuhku sakit. Karena aku menjerit kencang yang kuyakini akan terdengar oleh seluruh penghuni, yang pertama aku lakukan adalah tengok kanan-kiri dan kulihat tak ada yang keluar, ahh syukurlah tak ada yang melihat, tapi tiba-tiba ada suara yang memanggil.
“teh kenapa?” ku dengar suara laki-laki yang bertanya saat aku mulai duduk sambil membereskan piring dan gelas yang jatuh.
“kepeleset.” jawabku sambil tengok kanan-kiri mencari sumber suara. Tapi tak ada orang yang keluar dari pintu.  Aku lihat hanya pintu kamar yang di bawah sedikit terbuka dan tadi terlihat ada yang berdiri di sana, ah mungkin dia yang bertanya, pikirku. Mungkin karena melihat aku tidak apa-apa jadinya orangnya masuk ke kamar lagi, masih dalam pikirku. Pintu itu tertutup lagi.
“teh ga apa-apa?” lho ko masih ada suara yang nanya? Aku sedikit bingung, kulihat pintu itu masih juga tertutup, dari mana asal suaranya, tengok kanan kiri tak ada orang, dan tiba-tiba aku melihat ke atas, dan di sana beberapa pria berdiri memperhatikanku sambil sedikit ada yang tertawa. Sumpah ingin sekali ku buat lubang saat itu juga. Maluuuu....
“ga apa-apa.” segera ku jawab dan langsung kabur ke kamar mandi. Pinginnya sih ga keluar lagi.
Setelah selesai mencuci piring aku langsung masuk kamar mengunci pintu, tak kuat menahan malu. Tapi aku mendengar beberapa pria sedang meledekku.
“aawww kepeleset.” Suara pria 1 ketika ia akan pergi ke kamar mandi. Jujur aku tidak melihat secara langsung hanya mendengar dan memperkirakan tingkah laku mereka.
“aduh kepeleset.” Ketika pria 2 memarkirkan motornya. Dan
“aww kepeleset.” Pria 3 ketika berjalan melewati kamarku. Terdengar jelas mereka meledekku karena suara mereka di buat semirip perempuan. Bicara ala banci.  Aku hanya menutup telinga tak tahan lagi, ga tau setelah itu pria mana lagi yang meledek “aww kepelest”.
Ahh kisah di atas adalah sepenggal kisah tentang malu. Suka nya gimana?
Setiapa malam minggu meskipun aku jomblo dan jadinya tidak pernah keluar, tapi kosan ini seakan jadi kafe dadakan dan kadang ada hiburannya juga. Lho ko??
gini, biasanya setiap malam Minggu itu pria-pria menyebalkan itu suka nyanyi-nyanyi, setiap Minggu lagu yang dinyanyikan itu memiliki tema yang berbeda. Aku harus akui bahwa suara mereka bagus, dan cukup enak untuk di dengar. Kadang tema-nya tentang cinta. Lagu-lagu yang dinyanyikan lagu-lagu romantis terbaru. Dan yang buat lucu mereka hobby sekali menyanyikan lagu Fatin yang judulnya memilih setia, dan lagu Maudi ayunda yang perahu kertas. Bisa kalian bayangkan seberapa lucunya itu. mungkin kalau yang nyanyinya perempuan akan jadi biasa, tapi ini yang nyanyinya para pria yang memiliki suara ngebas harus menyanyikan lagu selembut itu. bisa anda bayangkan??? Aku aja kalau membayangkan masih suka ngakak... entahlah yang jelas mereka sering kali menyanyikan lagu-lagu cewek, titi Dj, Rossa, dan cristina perry, adel,dll. Entahlah yang jelas sepertinya isi playlist nya lagu-lagu perempuan yang melow galaw semua. Aku pikir bagus sih dari pada penyanyi yang suka kumur-kumur ga jelas. Oh iya kadang mereka juga suka nyanyi ebieth G ade semalaman suntuk, dangdut juga kadang-kadang, naif juga sering. Ahh yang jelas selalu menghibur dan membuat para penghuni kosan lainnya juga kadang tertawa, ya untungnya suara mereka bagus. Dua jempol untuk suaranya.
Keselnya gimana???
Awal-awal aku ngekos disini setiap hari sandalku ada yang ngumpetin, dan ternyata yang ngumpetin adalah anak-nya tetep laundry. Anak perempuannya cantik paling masih kelas dua SD, tapi sungguh kelakuannya pengen nampol.
Ah ya, terus ada lagi nih....
Keselnya setiap pagi selalu ada cewek yang teriak-teriak dengan keras manggil salah satu penghuni kos dari pintu gerbang, kebetulan kamarku deket pintu gerbang banget.
“iiibbeeeemmmmm......ibbeeeemmmmm!”  dan suaranya woww cempreng, pengganggu.
Menurut saya sih meningan samperin aja ke kamarnya dan ketok pintunya langsung ga usah pake teriak-teriak segala, ngeganggu banget. Toh cewek itu udah tau kamarnya yang mana dan pintu gerbang kita tidak di kunci juga.
Ada kisah yang bagus juga dari persahabatan pria-pria ini yang boleh kita tiru. Mereka bersahabat kompak banget. Contohnya saat salah satu temannya wisuda. Bayangkan seorang wisudawan baru bangun jam setengah tujuh pagi, apa jadinya tuh??? Heboohh pastiii... yaiyalah masa wisudawan telat...udah sekitar jam tujuh tapi masih heboh terdengarnya.
“sepatu mana???” teriak wisudawan.
“nihh...” balas temannya
“kaus kaki...”
“dasiii....”
“topi mana topi?.” Masih heboh yang pasti yang di maksud topi toga yah... dan temannya selalu melayani perintah-perintah heboh wisudawan ini. Ah hebat benar persahabatan mereka.
“udah semua rapi, sana berangkat, semoga sukses.” Ucap teman-temannya bareng-bareng.
“yoo... jalan yah.” Keluarlah wisudawan itu dengan rapi. Ehh tiba-tiba balik lagi....
“apa lagi?” tanya temannya gemas, mungkin beserta lucu juga.
“kalungnya ketinggalan...” maksud kalung adalah medali wisudanya, dan temannya langsung mengambil cepat.
Aah iya, ada satu kisah lucu lagi tepatnya terjadi tadi malam, serius aku yang tadinya udah keleyep-keleyep mau tidur langsung ngakak dengarnya.
Begini, kamar aku posisinya di atas jadi sinyal telepon penuh, dan pria-pria itu kamarnya di bawah jadi tidak ada sinyal, kalau lagi telepon-teleponan mereka pada naik mencari sinyal, ya salah satunya di depan kamar aku. tiba-tiba ada suara orang grasak-grusuk gitu di telepon.
“Bunda...” panggil pria itu dengan mesra. Awalnya jujur aku berpikir mungkin memang sedang menelepon orang tuanya. Kan katanya kalau laki-laki lebih manja kepada ibunya, jadi aku masih diam saja menyimak sambil mata kleyep-kleyep. Sejujurnya bukan sengaja mendengarkan tapi terdengar. Eh tiba-tiba dia ngomong lagi.
“Bunn.... bunn maaf ya tadi ayah lagi.....” aku langsung ngakak dengernya ga sempet denger terusannya ngomong apa karena aku tau ternyata dia memanggil bunda sama pacarnya, ahh ababil pria ini ternyata pake ayah bunda walau udah umur pada tua juga.
“bunda...bunda...bunda....jangan marah, maafin ayah ya!!!.” Kayaknya lagi berantem nihh... aku masih saja ketawa-ketawa sambil di tutup bantal dalam kamar.
“bunda, bunda, bunda bunda....” panggil pria itu sambil berjalan menjauhi kamarku, mungkin karena mendengar aku yang menertawakannya.
Sampai terakhir kali aku tinggal di wisma hegar aku tidak pernah tau nama mereka.  Itulah cerita-serita yang tak pernah  bisa kulupakan selama ngekos disini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar